Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan lepas dari penerapan budi pekerti. Tanpa budi pekerti, maka seseorang bisa memiliki sifat dan sikap tidak bermoral. Bangsa Indonesia pun akan runtuh karena tidak adanya penerapan budi pekerti. Oleh karenanya, pendidikan budi pekerti umum diajarkan di sekolah, beserta sikap disiplin dan patuh terhadap peraturan.

Budi pekerti merupakan bagian dari pembentukan dan pembangunan bangsa Indonesia dengan melahirkan manusia yang bermoral baik, berakhlak mulia, dan berkarakter penuh sopan santun.

Pengertian dan Tujuan Pendidikan Budi Pekerti
Pada pengertiannya pendidikan budi pekerti bisa diartikan sebagai perilaku seseorang maupun kelompok yang berkaitan dengan norma dan etika dalam menjalani kehidupan. Ada beberapa penjelasan mengenai pengertian dari pendidikan budi pekerti dari para ahli, di antaranya:

  • Balitbang Dikbud (1995)
    Pendidikan budi pekerti dari segi konsep adalah budi yang dipekertikan, diaktualisasikan, dan dilaksanakan dalam kehidupan pribadi, sekolah, masyarakat, dan bangsa sehari-hari.
  • Haidar (2004)
    Pendidikan budi pekerti merupakan usaha sadar yang dilakukan sebagai upaya menanamkan nilai-nilai moral dalam sikap, maupun perilaku peserta didik agar memiliki sikap dan perilaku berbudi luhur di kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari adanya penerapan pendidikan budi pekerti berupa mengembangkan nilai, sikap, serta perilaku yang menggambarkan budi pekerti luhur dan akhlak mulia. Nantinya nilai-nilai tersebut tertanam dalam sifat peserta didik yang juga akan mempengaruhi tingkah lakunya sehari-hari.

Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah
Terdapat empat alternatif pada penerapan pendidikan budi pekerti di sekolah. Keempat alternatif terpadu tersebut meliputi:

    • Kurikulum pendidikan budi pekerti.
    • Integrasikan pendidikan budi pekerti dalam kegiatan sekolah.
    • Integrasikan pendidikan budi pekerti dalam kegiatan yang diprogramkan.
    • Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik antar sekolah dengan orang tua peserta didik.

Pada proses penerapannya berhubungan pula dengan implementasi dari budi pekerti yang berupa keteladanan, kegiatan spontan, teguran, pengkondisian lingkungan, dan kegiatan rutin. Keteladanan akan berkaitan dengan bagaimana guru dan tenaga pengajar memberi contoh yang juga menjadi sosok teladan bagi para peserta didik.

Sementara itu kegiatan spontan dan teguran menjadi hal yang dilakukan sebagai respon, serta tindakan yang dilakukan tenaga pengajar demi memberi tahu peserta didik bahwa apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan nilai moral.

Pada pengkondisian lingkungan adalah tata tertib yang jelas tertulis dan dijalani oleh seluruh bagian dari sekolah, mulai dari tenaga pengajar, hingga peserta didik. Lalu implementasi dalam kegiatan rutin berupa rutinitas sehari-hari yang teratur dikerjakan secara konsisten.

Agar Penerapan Pendidikan Budi Pekerti Optimal
Karena melibatkan banyak pihak, mulai dari peserta didik, tenaga pengajar, lingkungan, serta orang tua, penerapan dari pendidikan budi pekerti sendiri harus diusahakan secara optimal. Dalam realitasnya, terdapat berbagai hambatan yang membuat proses penerapan jadi tidak optimal dan tujuannya tidak mudah untuk dicapai.

Untuk itu dibutuhkan komunikasi yang baik antara semua pihak, seperti dari pihak orang tua peserta didik dengan pihak sekolah yang melakukan sinkronisasi implementasi pendidikan budi pekerti yang telah sekolah lakukan dengan kegiatan sehari-hari di rumah bersama keluarga dan orang terdekat.

Orang tua pun disarankan untuk ikut dan terlibat dalam identifikasi kebutuhan kegiatan pendidikan budi pekerti agar dapat berjalan searah, sehingga orang tua peserta didik tidak hanya menyerahkan kepada sekolah saja, tetapi ikut serta dan memiliki tanggung jawab penuh pada proses penerapan pendidikan budi pekerti kepada peserta didik. (Yuli)