Bang Rusman –  Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar Membentuk koalisi Indonesia Bersatu jauh sebelum Pemilu 2024.

Tentang siapa sosok calon yang akan diusung itu nomor sekian, tapi PPP menilai paling penting adalah menyiapkan dulu perahunya.

Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, Rusman Ya’qub, menilai esensi dari membangun koalisi politik, tidak sekadar memenangi Pilpres saja. Karena itu, hingga sekarang siapa calon presiden (capres) dari koalisi Indosnesia Bersatu belum mencuat.

“Oh (pengumuman capres) ini kan persoalan momentum, jadi saya kira kalau pertanyaannya kenapa sampai sekarang Koalisi Indonesia Bersatu belum mengeluarkan nama Capres, kami tidak ingin tergesa-gesa,” kata Rusman Ya’qub dalam talkshow eksklusif Mata Lokal Tribun Kaltim ‘Langkah Partai Ka’bah di 2024′, Selasa (24/1/2023).

Bagaimana kemudian PPP merespon nama-nama calon presiden yang berseliweran di lini masa, berikut petikan wawancara eksklusif bersama Rusman Yaqub.

Secara nasional berapa kursi target yang akan dicapai PPP?

Ketua Umum kami menargetkan untuk Pemilu 2024 itu bisa naik, sekarang kan 19 kursi. Kita berharap bisa naik sampai 100 persen, 40 kursi secara nasional dari 50 dapil yang ditentukan oleh KPU.

PPP kan masuk dalam Koalisi Indonesia Bersatu, apakah ini juga salah satu cara mendulang suara?

Ya saya kira itu juga bagian strategi PPP, di awal mengajak partai politik dalam hal ini Partai Golkar dan PAN untuk membangun sebuah koalisi di Pilpres 2024. Kenapa PPP melakukan ini, karena bagi PPP yang paling penting menyiapkan dulu perahunya bukan personnya, itu bedanya kami dengan yang lain.

Karena menurut PPP, Golkar dan PAN kenapa penting dibangun koalisi partainya dulu, apa pun alasannya aturan Pilpres itu melalui partai politik. Jadi, jangan sampai person yang mau menjadi calon, pada kenyataannya tidak memiliki kendaraan, maka itu juga bagian ikhtiarnya PPP, Golkar dan PAN.

Bahwa ketika bicara tentang Pilpres itu, maka memang harus terbangun koalisi partai dalam rangka pengusungan, karena itu medianya melalui saluran partai politik. PPP, Golkar dan PAN hari ini, membentuk suatu koalisi itu dalam rangka bagaimana mengantarkan putra-putri terbaik bangsa masuk dalam pertarungan politik dalam rangka Pilpres itu. Soal nanti siapa yang diusung, nantinya akan dirembukkan terus menerus oleh partai koalisi.

Apa keuntungan PPP sendiri dalam koalisi ini?

Tentunya banyak, kita akan saling bahu-membahu, dan kemudian nanti figur yang akan digodok bersama dalam koalisi ini, juga bagian ikhtiar PPP, bagaimana di mata publik bahwa kami berfikir akan kepentingan bangsa.

Berarti akan berkolerasi, misal dengan raihan suara PPP di Pileg 2024 nantinya?

Oh iya, itu pasti, ada sasaran kesitu (mendongkrak suara Pilieg). Koalisi dibangun dalam rangka juga untuk kepentingan pemilihan legislatifnya.

Apakah kemudian Koalisi Indonesia Bersatu ini hanya bertujuan untuk mengusung Capres-Cawapres atau kerjasama jangka panjang nanti sampai ke parlemen?

Saya kira iya, karena koalisi ini tidak sekadar sebelum Pemilu. Tapi mudah-mudahan Koalisi Indonesia Bersatu ini ketika memenangkan Pilpres di 2024, tentu dengan sendirinya pasti menyusun pemerintahan, menyusun kabinet di eksekutif, tentu hasil rembukan bersama.

Tapi dari pengalaman sejarah, banyak koalisi-koalisi khususnya di Indonesia bersifat cair dan rapuh, ketika sesudah Pemilu bahkan pecah, apakah itu bisa terjadi nantinya?

Itu kalau koalisinya dadakan. Tapi insyaallah Koalisi Indonesia Bersatu tidak. Bayangkan, Koalisi Indonesia Bersatu berdiri hampir 2 tahun sebelum Pemilu 2024, dan selama ini komunikasi politik di koalisi sangat kuat.

Jika diformulasikan sampai hari ini, selalu dibangun komunikasi baik, serta berkomitmen bahwa sampai nanti pada akhirnya ketika memang Koalisi Indonesia Bersatu menang di pertarungan Pilpres, maka tentu akan sampai mengantarkan sampai kepemimpinan pemerintahan ke depan.

Jadi saya kira nggak singkat, itu esensi membangun koalisi politik, tidak hanya sekadar untuk sampai kepada Pilpres. Tetapi sampai mensukseskan koalisi, saya kira semua tujuan partai politik itu semua adalah bagaimana memegang kekuasaan untuk memberi pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara.

Begitu juga misalnya kalah dalam Pilpres dan menjadi oposisi, apakah Koalisi Indonesia Bersatu tetap berlanjut?

Bisa saja begitu. Semua bisa terjadi, saya kira apa pun nanti hasilnya di Pemilu, koalisi ini selalu akan berkomunikasi. Saya meyakini betul bahwa Koalisi Indonesia Bersatu ini sangat kuat ikatannya, sangat erat bangunannya, sehingga tentu apa pun risiko hasil dari Pemilu 2024 nanti pasti selalu ada terkomunikasikan dengan baik, karena ini kan kesepakatan.

Tapi kenapa sampai sekarang Koalisi Indonesia Bersatu belum mengumumkan nama Capres?

Oh ini kan persoalan momentum, jadi saya kira kalau pertanyaannya kenapa sampai sekarang Koalisi Indonesia Bersatu belum mengeluarkan nama Capres, kami tidak ingin tergesa-gesa. Tidak mau buru-buru, dan akan melihat dinamika yang berkembang di publik.

Apakah ada kriteria Capres atau Cawapres yang diajukan Koalisi Indonesia Bersatu dan dari PPP sendiri?

Tentu saja ada, tetapi nanti secara detail bukan saya yang akan menjelaskan. Kalau PPP menginginkan ke depan itu, apa yang sudah kita capai dan hasilkan hari ini benar-benar jauh lebih baik, itu normatifnya. Kita berharap kepemimpinan nasional ke depan, bisa mewujudkan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial.

Juga berharap ke depan tidak ada lagi masyarakat kita, rakyat kita yang tidak terentaskan dari melek pendidikan, tingkat kesejahteraannya rendah dan lain sebagainya.

Nah kemudian betul-betul bangsa kita masuk dalam posisi kekuatan dunia. Yang paling penting itu kesejahteraan sosial itu, terbangunnya keadilan sosial di seluruh lapisan masyarakat kita.

Hukum tegak sebagaimana keinginan kita bersama, tidak boleh lagi ada diskriminasi hukum dan pelayanan pemerintah, atau intimidasi dan sebagainya. Jadi, penghormatan kita terhadap nilai-nilai kemanusiaan itu menjadi fundamental ke depan.

Dari nama-nama calon yang beredar terkini adakah masuk kriteria PPP, atau mengusung kader sendiri?

Sampai hari ini PPP masih menggodok nama-nama yang berkembang. Tentu ada (dari internal), Plt. Ketua Umum kami kan layak untuk kita usulkan menjadi pemimpin nasional, apakah itu RI1 atau RI2 itu soal teknis. Tetapi menurut pandangan kami, Plt. Ketua Umum layak untuk kita usulkan. Bahkan kalau menurut kami itu, Gubernur Kaltim (Isran Noor) patut juga dipertimbangkan. Kenapa tidak?

Sumber tribunnews.com